CINTA DAN KEHIDUPAN
Tidak akan ada kesudahannya untuk dihuraikan makna apa itu cinta. CINTA. Apalagi untuk menghuraikan tentang keagungannya. Tapi benarkah cinta itu agung?
Berapa kali anda merasa jatuh cinta pada seseorang? Berapa lawan jenis yang pernah mengisi hati anda? Benarkah semua yang terjadi itu anda menyebutnya CINTA?
Lalu di manakah keagungannnya bila ternyata anda boleh jatuh cinta dengan ‘beberapa’ orang? Sedangkan bila anda mengagungkan cinta, maka hanya akan ada satu saat dan satu orang hingga yang membuat anda mengerti apa itu (keagungan) cinta.
Sekian lama kita melalui kehidupan, cuba mengerti makna hidup, cuba mengerti makna cinta, tapi selalu saja kenyataan hidup mengeraskan suara di dada bahawa cinta sejati tidak pernah ada! Bahawa keagungan cinta itu mendapat mimpi yang akan pergi bila kita terjaga dari tidur. Sebab hanya kepentingan dan hasrat seseoranglah yang lebih dominan dari perwujudan cinta.
Sekian jauh kita merenung dan sekian lama kita menyelami, masih saja kita temukan adanya cinta sejati dan cinta yang agung. Orang-orang yang kita teui sama saja, menganggap cinta hanyalah serana, hanyalah alat, entah untuk memuaskan diri sendiri atau pasangannya, cinta selalu saja dimanipulasi oleh ego.
Mungkin ki tasendiri belum benar-benar mengerti, seperti Apakah bentuk cinta yang kita harapkan untuk dimiliki? Kita juga sangsi tentang bagaimana cinta itu harus diexpresikan? Cukupkah dengan tali perkahwinan? Cukupkah dengan kesetiaan? Lalau adakah yang lebih prinsip dari makna cinta selain dua hal ini?
Hingga satu hari kita mengenalinya, suatu hari kita menjalin hubungan dengan dia. Sejujurnya kita tak pasti sejauh dan ‘segila’ apa dia itu mencintai kita-kadang-kadang kita memang tidak peduli tentang hal itu. Yang kita rasa, kita bahagia dengan hal itu, tapi ada sesutau yan lebih membuat kita berdebar – kita merasakan getaran yang aneh, kita merasakan rasa nyaman tiada tara saat bersamanya, kita merasakan kita telah ‘utuh’ menjadi miliknya. Kita rela melakukan apa saja demi untuk kebahagiaannya, kita tak tahu manakala kita sudah seperti orang buta, bukan beerti kita tergila-gila dan hilang fikiran rasional, bukan pula beerti kita telah kehilangan kawalan emosi dan keperibadian. Atas segalanya, kita tetap menjadi diri kita, hanya dengan cintanya kita menjadi mnegerti akan makna hidup, dan untuk apa kita dilahirkan du bumi ini? Dialah yang menyedarkan kita bahawa cinta itu memang ada, bahawa cinta itu ada yang sejati, bahawa cinta itu sesuatu yang agung, yan gjauh dari manipulasi dan rekayasa kepentingan peribadi.
Kembali kepada diri kita, kita harap belum terlambat untuk memperbaiki dan membangun diri, kita harap Tuhan sudi membuka pintu taubat-Nya.
Kita mungkin pernah merasa sebagai orang yang telah ‘melecehkan’ makna cinta, sudah selayaknya kita menyedari kekerdilan jiwa ini.
Cinta, bukan di ukur sebanyak mana yang kita dapat, tapi sebanyak mana yang kita sanggup berikan. Cinta bukanlah dilihat dari ‘ssgila’ mana seseorang mencintai anda, tapi serela mana andan sanggup berkorban untuk orang yang anda cintai.
Kesetiaan bukanlah dilihat dari senekad mana dia untuk tetap bersama amda, tapi sejauh mana anda bersedia untuk menjadi ‘teman’ suka dukanya?
Entahlah, sejauh manakah cinta yang luas ini telah terhuarai? Namun dengan cinta kita mungkin boleh lebih mengerti makna hidup ini!....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment